Beberapa hari yang lalu, lewat sebuah private group bisnis di Facebook ada seorang rekan yang sharing pengalamannya memulai bisnis online shop mulai dari nol. Baru hari ke-5 kawan saya ini sudah menuai hasil yang cukup lumayan. Tidak perlu muluk-muluk, pendapatannya berkisar 300 – 500 ribu per hari. Lumayan juga kan.
Nah, dari sharing kawan saya ini ada pelajaran berharga yang saya dapatkan setelah menonton video sharingnya. Apa itu?
Beberapa hari yang lalu, tepatnya hari Selasa (18 Februari 2014), saya tiba di Bandara Internasional Hang Nadim – Batam. Rencana awalnya adalah saya ikut penerbangan paling pagi dari Jakarta. Kemudian nantinya dari Bandara Hang Nadim saya langsung pergi ke kantor. Dengan waktu tempuh bandara – kantor yang kurang lebih 20-30 menit, nututi lah sampai kantor tanpa terlambat. Sayang semua rencana baik itu akhirnya gagal.
Anda pernah punya pemikiran untuk memiliki bisnis sendiri? Tentu saja saya yakin pernah, meski hanya selintas. Apalagi tidak sedikit pelaku bisnis yang mengatakan bahwa satu-satunya jalan untuk mendapatkan penghasilan tanpa batas, dengan waktu kerja yang bebas dan tidak terikat. Wew, terdengar menyenangkan bukan. Tapi pertanyaannya, sudah sejauh apa Anda melangkah untuk memulai bisnis Anda sendiri?
Menjelang break makan siang, telepon saya berdering. Awalnya saya berpikir bahwa yang telepon adalah pemilik kapal yang meminta kapalnya disurvey atau galangan kapal yang mengundang untuk survey. Tenyata bukan. Yang menelepon saya adalah seorang wanita karir dari Jakarta (ini saya tahu setelah sedikit mengorek informasi dari dia). Dia menelpon jauh dari urusan survey, ataupun bidang perkapalan seperti yang selama ini saya terima.
Sebelumnya saya minta maaf dulu pada Anda semua yang menunggu terlalu lama untuk sharing lanjutan materi dari Mr. Fernando Nani Rancel, Chairman’s Club from Venezuela yang saya dapatkan di event Indonesia Spectaculars 2012 kemarin.
Saya ingat di salah satu sesi, Mr. Nani mengambil salah satu teknik menjual yang biasa dilakukan oleh para sales mobil mewah. Kita bicara tentang mobil yang benar-benar mewah. Tidak hanya sekedar Mercedez Benz, BMW, ataupun Audi atau brand apapun. Kita bicara mobil mewah yang memiliki harga minimal di atas 1 Milyar.
Apakah susah menjual mobil mewah yang sangat berkelas dan tingkat kenyamanannya sudah tidak diragukan lagi? Belum lagi dengan prestis yang didapatkan ketika memiliki mobil tersebut. Saya kira siapapun orangnya, akan menjawab susah. Tapi saya kira itu akan sepadan dengan apa yang didapatkan, ketika deal pembelian terjadi.
Weekend kemarin, saya berkesempatan mengikuti acara Business Focus Group yang diselenggarakan di RS. Jakarta. Kebetulan materi yang dibahas minggu lalu adalah cara mengevaluasi hasil kinerja kita dalam memasarkan sebuah produk, apapun jenis produknya. Bila sudah bicara soal pemasaran, maka tidak akan luput dari metode promosi yang kita lakukan. Sudahkah efektif dan membuahkan hasil? Atau mungkin belum mendapatkan hasil dan menunggu hukum statistik berjalan.
Acara dibawakan dengan cukup apik dan bersemangat oleh mas Awi. Kami para peserta diminta untuk menuliskan metode-metode yang sudah dilakukan saat ini dan mulai mengevaluasinya. Berapa metode dan berapa pula hasil yang didapatkan dalam bentuk penambahan jumlah customer. Dari sekian banyak materi yang diberikan, ada 2 point yang cukup menggelitik saya dan akan saya sharingkan melalui tulisan ini untuk Anda semua.